Catat, Jokowi Tak Bicara Soal Gas Air Mata Saat di Kanjuruhan Karena Sedang Mengecek Kondisi TKP Tewasnya Korban!
Menko Polhukam Mahfud MD meluruskan isu tentang Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tak menyinggung gas air mata sebagai penyebab Tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.
Mahfud menilai isu itu muncul karena salah mengartikan pernyataan Jokowi saat meninjau Stadion Kanjuruhan. Dia berkata Jokowi tak bicara soal gas air mata karena sedang mengecek kondisi stadion yang menjadi tempat tragedi menewaskan setidaknya 131 orang tersebut.
"Presiden sebelum itu berkunjung ke sebuah rumah sakit. Presiden mengatakan penyebabnya bukan hanya itu, malah bicarakan soal sesak napas, penyemprotan, gas air mata itu menjadi perhatian juga," kata Mahfud saat jadi pembicara dalam program daring Mata Najwa yang diakses dari akun Youtube Najwa Shihab, Kamis (6/10) malam.
Mahfud menyampaikan saat itu Jokowi sedang meninjau pintu 12 tribun penonton di Stadion Kanjuruhan. Pada titik tersebut, pintu keluar terkunci dan tangga sangat curam.
Berdasarkan pengamatan itulah, klaim Mahfud, Jokowi kemudian menyoroti infrastruktur stadion sebagai salah satu penyebab tragedi Kanjuruhan. Oleh sebab itu, kata Mahfud, Jokowi memerintahkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk mengaudit stadion dan semua bangunan serupa di Indonesia.
Mahfud memastikan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) akan mengusut penembakan gas air mata di Kanjuruhan.
"Nah itu fakta lain yang kita akan adu, 'Kenapa Anda bawa gas air mata? Kan dilarang menurut aturan.' Itu nanti diselidiki siapa yang bawa, siapa yang mengendalikan, siapa yang mengomando," ujar dia yang juga memimpin Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan tersebut.
Mahfud menambahkan, "Kita akan selidiki semua. Akan kita buka nanti ke publik."
Sebelumnya pernyataan Jokowi saat berada di Malang pada Rabu (5/10) menjadi perbincangan di media sosial. Jokowi dinilai memilih tak menyinggung secara spesifik soal tembakan gas air mata sebagai faktor terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan setidaknya 131 orang itu--dua di antaranya polisi.
Saat berbicara kepada wartawan, Jokowi mengatakan dia melihat tangga yang terlalu tajam dan pintu stadion yang terkunci menjadi masalah dalam tragedi Kanjuruhan. Ia pun mengatakan semua temuan di lapangan akan didalami Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
"Sebagai gambaran, tadi saya melihat bahwa problem-nya ada di pintu yang terkunci dan juga tangga yang terlalu tajam, ditambah kepanikan yang ada. Tadi saya hanya lihat lapangannya, tapi semua nanti akan disimpulkan oleh TGIPF," kata Jokowi.
Jokowi melanjutkan Kementerian PUPR akan melakukan audit total terhadap Stadion Kanjuruhan dan stadion yang melaksanakan gelaran Liga 1,2, dan 3. Ia menyinggung soal stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang berkapasitas 82 ribu orang, tetapi pengunjung stadion bisa keluar dengan aman.
"Kita perlu evaluasi total semuanya, baik manajemen pertandingan, manajemen stadion, manajemen penonton, manajemen waktu, manajemen pengamanan, semuanya harus dievaluasi total," imbuhnya.
Selain itu, sebelum ke stadion, setelah mengunjungi korban di RSUD Saiful Anwar, Jokowi juga tak bicara soal penggunaan gas air mata. Ia hanya memastikan para korban yang dirawat akan mendapatkan pelayanan terbaik.
"Saya benar-benar ingin tahu akar masalah penyebab tragedi ini, sehingga ke depan kita bisa mendapatkan sebuah solusi terbaik. Kita tahu sudah dibentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta yang diketuai Pak Menkopolhukam," kata Jokowi.
Jokowi memastikan seluruh biaya perawatan pasien akan ditanggung oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Ia mengatakan sejumlah pihak telah memberikan santunan kepada keluarga korban yang meninggal dunia.