Negara Asing Makin Ketar-ketir, Jokowi Nyatakan Pasar Dalam Negeri Dilindungi, Sehingga Produk Lokal Diutamakan!
Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan pasar dalam negeri harus dilindungi agar tak 'dijajah' oleh negara lain. Dia mengatakan, potensi pasar di Indonesia yang sangat besar menjadi daya tarik bagi pemain dari luar negeri. Oleh sebab itu, dia menegaskan pasar dalam negeri harus dilindungi.
Dia mengatakan, penduduk Indonesia yang sangat besar adalah kunci dari perekonomian Indonesia, dilihat dari sisi konsumsi masyarakat. Oleh sebab itu, potensi pasar di Indonesia sangatlah besar.
"Ini kekuatan, kekuatan kita yang sering tidak kita lihat, sering kita lupakan. Sehingga pasar kita sering dimasuki negara lain, ndak, pasar kita harus kita lindungi agar bisa dipakai untuk melompat maju," tutur Jokowi dalam Rapimnas KADIN 2022, di Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Menurutnya, pasar Indonesia yang sangat besar akan menjadi batu lompatan untuk memajukan perekonomian negara.
"Kita lihat kekuatan kita. Kita ini populasi nomor 4 di dunia, 278 juta, ini adalah pasar yang sangat besar, baru kita bicara kita sendiri, Indonesia. Kalau masuk ke kanan kiri kita, ASEAN ini pasar yang sangat besar sekali," ucap Jokowi.
Dalam hal ini, Jokowi menekankan produk lokal harus menjadi pemenang di pasar dalam negeri.
Tak hanya potensi pasar yang sangat besar, Indonesia juga punya kekuatan ekonomi lainnya, yakni kondisi geografis Indonesia yang terletak di jalur perdagangan dunia.
"Kita ini berada pada jalur perdagangan dunia yang tentu saja sangat menguntungkan produk-produk kita," ujar Jokowi.
Tak hanya potensi pasar yang sangat besar, Indonesia juga punya kekuatan ekonomi lainnya, yakni kondisi geografis Indonesia yang terletak di jalur perdagangan dunia.
"Kita ini berada pada jalur perdagangan dunia yang tentu saja sangat menguntungkan produk-produk kita," ujar Jokowi.
Selain kedua kekuatan di atas, Jokowi juga menyebutkan kekuatan lain bagi perekonomian Indonesia, yakni kekayaan sumber daya alam (SDA) di Tanah Air. Tak lupa juga bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia, di mana pada tahun 2030 diperkirakan akan ada 201 juta tenaga kerja produktif di Indonesia.
"Sangat besar sekali, dan kelas menengah yang sangat besar sekali. Ini yang harus kita manfaatkan. Jangan dibiarkan potensi besar ini," ucap Jokowi.