Jokowi: Tidak Mudah Kelola Negara dalam Situasi Dunia yang Penuh Ketidakpastian


Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan tidak mudah untuk mengelola negara di tengah himpitan situasi sulit yang melanda dunia saat ini. Kondisi diperparah dengan pandemi COVID-19 yang selama dua tahun belakangan melanda Indonesia.

Kondisi tersebut makin memunculkan ketidakseimbangan dalam segala aspek, termasuk dalam urusan ekonomi bagi suatu negara.

”Harus saya sampaikan apa adanya bahwa kita sekarang pada posisi yang tidak mudah, dunia sekarang ini berada pada situasi sulit, tidak gampang, tidak mudah mengelola negara dalam situasi dunia yang penuh ketidakpastian, penuh dengan kesulitan ketidakpastian dimulai dari pandemi COVID yang sebabkan krisis kesehatan," ujar Jokowi dalam sambutannya di Musra Jabar, Bandung, Minggu (28/8).

”Kemudian kedua muncul perang akibatkan krisis pangan. Ketiga krisis energi di semua negara dan krisis keuangan," sambungnya.

Indonesia, menurut Jokowi, bernasib lebih mujur ketimbang negara dunia lainnya. Hal itu terbukti dari pernyataan sejumlah lembaga internasional yang memprediksi banyak negara dunia akan ambruk akibat tak mampu melewati empat krisis tersebut.

”Berulang kali saya sampaikan diperkirakan lembaga internasional akan ada tambah terus [negara yang collpased], dulu 9, 25, kemudian 42, terakhir 66 negara yang akan ambruk ekonominya karena 4 krisis tadi. Ini yang perlu saya ingatkan kondisinya tidak normal,” ucap Jokowi.

Kondisi itu, kata Jokowi, diperparah dengan bertambahnya negara yang mengalami kekurangan pangan akut.

Kondisi itu, menurutnya, jelas akan berbahaya bagi masyarakat dan dapat memunculkan kelaparan di setiap wilayah negara.

”82 negara sekarang sudah berada kekurangan pangan akut, sebagian masuk pada situasi kelaparan,” ungkap Jokowi.

Tak ingin kondisi serupa terjadi di Indonesia, Jokowi memastikan pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga kondisi dalam negeri tetap stabil.

Ia pun mengaku beruntung, tugas tersebut sudah jauh diperingan dengan peran banyak pihak khususnya para petani yang menurutnya membantu pemerintah meminimalisir potensi munculnya krisis pangan di Indonesia.

”Saya senang saat ini hadir petani yang menyebabkan 3 minggu lalu kita dapat sertifikat international rive research yang katakan sistem ketahanan pangan Indonesia baik dan kita sudah swasembada beras sejak 2019.Dihadiri FAO PBB. Ini tunjukkan kerja keras kita bangun infrastruktur pertanian baik bendungan, embung, irigasi, itu buatkan hasil,” tandasnya.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url