Usai Kapolri Tindak FS Sesuai Perintah Jokowi, Indikator Kepercayaan Publik Bergerak 68,3%


Presiden Jokowi dianggap punya peran dalam mendorong pengungkapan kasus skenario pembunuhan Brigadir Yosua oleh eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Jokowi sejak awal kasus mencuat meminta jangan ada yang ditutupi dari kasus ini.

Menurut temuan Survei Indikator terbaru, 68,3% masyarakat menilai Kapolri akan bergerak sesuai arahan Presiden Jokowi. Mayoritas masyarakat juga percaya Kapolri Listyo Sigit Prabowo akan mengungkap tuntas kasus tewasnya Brigadir Yosua.

"Kita tanya, seberapa percaya Kapolri mengusut tewasnya Brigadir J sesuai arahan presiden, itu kurang lebih 68%. Mirip dengan trust ke Pak Kapolri. Yang kurang percaya atau tidak percaya sama sekali itu ada 28%. Artinya kalau Kapolri mampu meningkatkan kepercayaan publik daan saat yang sama mampu menyatu komando kasus ini, akan meningkatkan trust publik terhadap polisi yang sejauh ini menurun," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparan survei, Kamis (25/8).

"Kalau trust rendah, jangankan kebijakan yang tidak benar. Kebijakan yang benar pun enggak dipercaya, itu bahaya kalau trust rendah. Misalnya DPR trust rendah, jadi kalau DPR benar pun susah meyakinkan masyarakat," tambahnya.

Burhan menerangkan, ada 54,7% masyarakat yang mengetahui kasus tewasnya Brigadir Yosua. Adapun 73% dari jumlah tersebut pernah mendengar Kapolri mengatakan bahwa kepolisian akan mengusut tuntas kasus tewasnya Brigadir J.

"Kemudian kita tanya percaya atau enggak, ada 64% yang percaya bahwa Pak Kapolri akan mengusut tuntas. Trust kepada trust kepolisian itu 54% tapi trust kepada Pak Kapolri 65%. ada gap di situ. Jadi mereka lebih percaya kepada Pak Kapolri sebagai person ketimbang institusi polisinya," lanjut dia.

"Belum satu komando, karena gap lumayan. Artinya PR juga buat Pak Kapolri untuk menyatularaskan kepolisian," paparnya.

Burhan mengungkap ada 80,6% dari 54,7% yang mengetahui kasus Brigadir J telah mendengar Presiden meminta kepolisian untuk mengusut tuntas. Artinya, arahan Jokowi memang sesuai dengan situasi di masyarakat.

"Presiden bisa menangkap mood publik, kalau misal tidak mengeluarkan pernyataan jangan-jangan bisa punya impact negative ke presiden, maka presiden bisa ngomong 6 kali. Dia enggak mau kena getahnya lah sama isu ini. Jika publik percaya Kapolri sudah sesuai arahan presiden, maka tingkat kepercayaan presiden semakin tinggi. Timbal balik," terang dia.

"Kalau Pak Kapolri mampu meningkat trust publik sesuai arahan dalam kasus ini, maka kepercayaan polisi juga meningkat," tambahnya.

Di sisi lain, Burhan menerangkan baru 55,2% masyarakat yang percaya pada Timsus yang bertugas mengusut pembunuhan Brigadir Yosua. Menurut Burhan, Timsus masih perlu disosialisasikan untuk meningkatkan kepercayaan publik.

"Kapolri bentuk tim khusus, yang tahu 55.2%. Itu mayoritas, jadi kalau ingin meningkatkan trust terhadap Kapolri dan polisi, beri tahu publik Timsus ini apa. Belum banyak orang yang tahu gebrakan pembentukan Timsus. Ini penting karena kan yang diselidiki bintang 2, ada banyak bintang 3. Jadi harusnya bisa dikapitalisasi, [bahwa] polisi betapa seriusnya pihak kepolisian menyelesaikan kasus ini," pungkasnya.

Survei dilakukan pada 11-17 Agustus 2022 dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1.229 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.

Margin of error survei diperkirakan ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url