Pemerintah Optimis Industri Manufaktur Menggelora Tahun Depan, Sebab Pandemi Tak Lagi Jadi Beban!
Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan optimis pertumbuhan industri manufaktur bisa meningkat, di tengah berbagai tantangan sektor industri.
"Kami memperkirakan proyeksi industri manufaktur tembus 5,1% di tahun ini dan mencapai hingga 5,4% di 2023," ungkap Agung dalam jumpa pers dan seminar Outlook Industri 2023, di Kemenperin, Selasa (27/12/2022).
Pasalnya, Agung mengatakan pandemi Covid-19 saat ini sudah tak lagi jadi beban dalam proses produksi industri manufaktur.
Akan tetapi, Agung juga menyampaikan, berbagai tantangan dan ketidakpastian masih menghantui sektor industri.
"Tantangan pertama, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat akibat tingginya inflasi global, yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga yang agresif dan gangguan rantai pasok akibat ketidakseimbangan perdagangan," paparnya.
Kedua, tantangan terkait depresiasi nilai tukar rupiah akibat kebijakan moneter di negara maju menaikkan tingkat suku bunga.
"Selanjutnya, industri masih ketergantungan impor bahan baku serta bahan baku penolong. Serta, ketidakstabilan permintaan ekspor akibat permintaan global menurun," lanjut Agung.
Menurut Agung, ini juga akan berdampak pada potensi adanya pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Lalu, perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kenaikan harga komoditas, krisis pangan, dan krisis energi," tuturnya.
Tak sampai di situ, tantangan lainnya juga ia lihat dari kemungkinan munculnya gelombang varian baru virus omicron yang dapat menghambat mobilitas industri.