Erick Thohir: Perjodohan Jadi Cawapresnya Ganjar Bukan Soal Cocok Enggak Cocok, Itu Kebijakan Partai Mengkolaborasikan Figur yang Ada!!!
Isu pasangan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir untuk Pilpres 2024 semakin berembus kencang. Memang kini elektabilitas keduanya semakin naik.
Erick Thohir dinilai sukses menjalani tugas sebagai Menteri BUMN. Sedangkan Ganjar Pranowo punya elektabilitas yang tinggi.
Meski sampai saat ini belum diketahui apakah ia akan diusung oleh PDIP atau tidak. Erick Thohir pun buka suara terkait isu tersebut yang dinilainya wajar saja.
Ketum PSSI ini memberikan jawaban yang cukup mengejutkan.
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan tanggapannya soal dirinya yang didukung menjadi cawapres dari Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.
Diketahui dukungan untuk Ganjar dan Erick untuk maju sebagai pasangan di Pilpres 2024 ini digaungkan oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan (Zulhas).
Dukungan tersebut pun diungkapkan Zulhas dalam sebuah pantun di acara Rakornas PAN yang digelar di Semarang pada Minggu (26/2/2023).
"Jalan-jalan ke simpang lima, jangan lupa beli lumpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama, insyaallah Indonesia tambah jaya" ujar Zulkifli Hasan.
Menanggapi hal tersebut Erick mengatakan itu merupakan sebuah apresiasi yang diberikan kepadanya.
Apresiasi tersebut juga tidak bisa semata-mata ditolak oleh Erick.
Karena menurut Erick, dukungan untuk dirinya maju Pilpres 2024 tersebut juga dinilai sebagai suatu hal yang wajar.
Terutama jika dilakukan oleh partai, lembaga riset, atau dari masyarakat itu sendiri.
"Kalau itu apresiasi kan saya enggak bisa bilang tidak, ya itu natural yang terjadi oleh beberapa partai, oleh lembaga riset atau dari masyarakat itu sendiri," kata Erick, Selasa (28/2/2023).
Terkait kecocokannya dengan Ganjar Pranowo, Erick enggan menjawabnya.
Erick menyebut soal penentuan pasangan di Pilpres itu bukan permasalahan cocok atau tidak cocok.
Karena itu merupakan kebijakan dan sebuah usaha masing-masing partai dalam mengkolaborasikan figur-figur yang ada.
"Saya rasa terlalu dini. Karena kalau kita bicara pasangan itu kan 20 persen, jadi itu bukan cocok enggak cocok."
"Ini kebijakan masing-masing partai. Atau bisa tidak partai ini mengkolaborasikan figur-figur yang ada," terang Erick.