Ganjar Pranowo Berdiri Kokoh di Atas Nilai-Nilai Kemanusiaan, di Dalam Membangun Persaudaraan Bangsa
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto membela sikap penolakan yang ditunjukkan dua kadernya, Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster atas kehadiran Israel dalam laga Piala Dunia U-20 2023.
Hasto Kristiyanto memahami bahwa sikap yang diambil Wayan Koster dan Ganjar Pranowo mencerminkan sikap kokoh seorang pemimpin.
“Bisa memahami sikap dari bapak Koster dan Ganjar Pranowo tersebut yang berdiri kokoh di atas nilai-nilai kemanusiaan, di dalam membangun persaudaraan bangsa,” tutur Sekjen PDIP itu, dikutip Suara Denpasar dari kanal YouTube KOMPASTV, Minggu (2/3/2023).
Menurutnya, dengan kejadian ini, justru rakyat seharusnya bisa melihat bahwa kader PDIP merupakan pemimpin yang teguh akan sikapnya, meski hal itu membawa konsekuensi terhadap elektoral.
“Justru dengan kejadian ini, rakyat akan melihat bahwa kader PDI Perjuangan kokoh berdiri pada sikapnya, meskipun ini membawa konsekuensi terhadap elektorat,” tambahnya.
Dia juga menganggap serangan netizen terhadap dua kadernya itu sebagai ujian bagi seorang pemimpin agar belajar dari berbagai persoalan itu. Namun, ia meyakini jika sikap penolakan yang dilayangkan para kader PDIP merupakan sesuatu yang baik bagi sepak bola.
“Setiap pemimpin akan diuji dan kemudian belajar dari berbagai persoalan-persolan itu. Jadi gak ada sanksi menyangsi, apalagi kita berbicara hal yang baik tentang sepak bola,” tuturnya.
Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya, Ganjar sendiri menegaskan bahwa sikap penolakannya itu merupakan wujud komitmen bersama mendukung kemerdekaan negara Palestina sesuai amanat Bung Karno.
“Kita sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non-Blok, maupun dalam Conference of the New Emerging Forces. Jadi ya kita ikut amanat beliau,” tutur Ganjar.
Demikian pula, I Wayan Koster menyampaikan penolakannya ini sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai Gubernur Bali yang akan selalu menghormati institusi serta mengikuti pemikiran politik Presiden Soekarno yang menolak keras penjajahan.
“Sikap penolakan saya atas kehadiran Tim Israel dalam Kejuaraan Dunia FIFA U-20 di Bali, merupakan wujud tanggung jawab saya sebagai Gubernur Bali, yang saya pertanggungjawabkan secara Niskala-Sakala, karenaa didasarkan pada hal terkait kemanusiaan, sejarah dan tanggung jawab pergaulan antar bangsa,” ujarnya.
Akan tetapi, tidakan tersebut justru berbuntut panjang. Sampai pada akhirnya membuat FIFA mencabut nama Indonesia sebagai tuan rumah di liga sepak bola tersebut.
Meski FIFA tidak menyebut secara gamblang alasan di balik pencabutan itu, namun publik menduga bahwa ini disebabkan karena kisruh penolakan terhadap kehadiran Timnas Israel.
Hal inilah yang kemudian membuat publik terus menghujat Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster sebagai tokoh yang paling disorot atas penolakan tim berjersey biru laut itu. (*/Ana AP)