Syarat Pemimpin yang Digaungkan Jokowi itu bukan ke Prabowo melainkan merujuk pada Ganjar Pranowo!


Kalau kata akun Instagram Pintar Politik, yang dimaksud capres pemberani dalam artian berani demi rakyat itu, tak lain dan tak bukan adalah Prabowo Subianto. Masak sih?

Terus katanya Prabowo itu adalah capres yang merakyat. Iya, kah? Tentu pendapat yang termuat di dalamnya datang dari elite politik yang mendukung Prabowo seperti Fachri Hamzah. Coba aku terawang dulu. Biasanya orang berpendapat itu berdasarkan fakta yang sudah ada bentuk konkritnya, lalu dari mana pondasi Fachri mengeluarkan opininya?

Prabowo memang pemberani, jelas karena latar belakangnya saja dari akademi militer. Tapi pemberaninya ini untuk siapa? Untuk menindas rakyat demi menjalankan kekuasaan, atau membela rakyat? Tidak usah kujawab detailnya, kalian pasti dapat menebaknya sendiri.

Sekarang saja, dia sudah mulai menggerakkan pasukan, untuk menindaklanjuti orang-orang yang membawa ujaran kebencian. Hoho, jadi kritikan dan membicarakan masa lalunya termasuk membawa ujaran kebencian bukan, nih?

Padahal rekam jejaknya saja banyak menorehkan kebencian, di hati sebagian besar rakyat Indonesia. Dan kini dia kembali mau menerapkan pengamanan yang ketat demi menjauhkan bau bangkai dari tubuhnya? Tricky sekali, bukan?

Lalu untuk merakyat? Betulkah seorang Prabowo ini terkenal dengan pemimpin yang merakyat? Kurasa tidak. Tidak ada rekam jejak yang menyatakan dia sosok tokoh yang merakyat, justru sebaliknya. Dia berhati dingin. Arogansi yang ada dalam dirinya mengindikasikan sosok yang jauh dari rakyat.

Aku tidak pernah melihat penampakan bagaimana ramahnya Prabowo dengan rakyat, karena yang kuterima dari deretan berita justru marah-marah dan luapan emosi tingginya saja.

Berbaur dengan kadernya saja enggan, apalagi bergumul dengan rakyat. Ya, dia pernah marah-marah hanya karena kadernya mengajak foto bersama. Apa salahnya, jika seorang kader ingin mengabadikan momen kebersamaan dengan ketua umumnya.

Lalu berita yang tersiar di ruang publik. Dia tidak bisa mengendalikan emosi, sehingga marah-marah sudah hampir menjadi kebiasaannya. Kejadian terakhir ada squad jump panitia acara di depan publik, karena kopi di hadapan Prabowo sudah kosong tapi tidak ada yang menyadarinya.

Kenapa harus mempermalukan orang lain disaat minumannya habis? Tidak cukupkah dengan minta tolong panitia yang bertugas, agar menambah kopinya sebagai stok sekaligus teman berpidato di atas panggung.

Aku kembali menggabungkan di bagian mana capres Gerindra itu merakyat, disaat yang kutemukan hanya rekam jejak marah-marah saja dengan rakyat.

Menurutku syarat yang digaungkan Jokowi itu bukan ke Prabowo melainkan merujuk pada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Blusukan adalah satu cara yang digunakan Jokowi dan Ganjar untuk mengakrabkan diri bersama rakyat. Selain itu, tujuannya jelas untuk memantau keadaan di berbagai tempat juga. Kedua pemimpin itu bukan tipe orang yang terima jadi, dengan menerima laporan dari anak buahnya.

Kalau ingin tahu situasi dan kondisi rakyat, maka berbaur bersama mereka menjadi kuncinya. Hampir setiap hari Ganjar itu berkeliling di Jawa Tengah, sekedar memantau proyek, terjun ke pasar untuk meninjau harga bahan pangan demi menekan inflasi, dan masih banyak lagi.

Dia adalah komunikator handal, dengan siapa saja nyambung ngobrolnya. Tak heran, tidak hanya warga Jateng saja yang menyukai gaya kepemimpinannya, Jawa Barat salah satunya. Dalam acara halal bi halal di Tanah Pasundan kemarin, selain sambutan hangat, keramahan Ganjar menjadi penilaian sesepuh Sunda.

Berbaur disana memainkan angklung dengan para budayawan adalah penampakan langka yang tak mungkin dilakukan seorang Prabowo dan calon pemimpin lainnya.

Maka wajar, jika Noeri, sesepuh Sunda, memberi penilaian bahwa Ganjar adalah sosok pemimpin yang merakyat, tidak memiliki sekat dengan rakyat, ramah, apalagi saat diajak komunikasi, nyambung saja. Pasalnya tak semua pemimpin bisa diajak ngobrol dengan baik, seperti halnya capres yang sering memberikan jawaban tidak substansial terhadap pertanyaannya. Ya seperti diberi pertanyaan apa, jawabnya apa.

Bagaimana dengan pemberani yang berani demi rakyat? Ganjar selalu berada di garda terdepan jika warganya menerima kecurangan. Pengusaha, kontraktor, bahkan guru yang ketahuan melakukan pungli, disikat olehnya.

Jembatan timbang jadi saksi dimana Ganjar murka terhadap amplop hasil pungli. Kontraktor yang betugas membangun infrastruktur pun, tak sekali dua kali mendapat semprot dari Pak Gub itu. Ya contohnya ada saat pembangunan jalan lingkar di Wonogiri. Pengusaha yang datang hanya menginginkan proyek tapi merugikan warganya juga ia tolak satu persatu. Dan masih banyak lagi, tindakan tegas Ganjar untuk mengenyahkan mereka yang mencongkaki rakyat.

Ya begitulah pemimpin yang dimaksud oleh Jokowi. Pemberani karena membela hak-hak rakyat, bukan menjadi antek-antek orang terdahulu maupun orang yang merugikan rakyat. Pastinya yang tidak akan membiarkan rakyatnya ditindas, bukan yang sebaliknya, menindas demi meraih tujuannya sendiri.

Jokowi sendiri menyuarakan pilihan pemimpin yang tepat untuk rakyat ini, pada musyawarah rakyat beberapa hari yang lalu. Di hadapan relawannya, Jokowi tegas menyerukan sekaligus mengingatkan rakyat untuk berhati-hati memilih pemimpin. Tentunya semua demi kebaikan rakyat, dan masa depan negara ini. Jangan salah pilih, begitulah yang terus dilantangkan sang presiden.

Bagaimana, sampai disini sudah kelihatan belum, siapa yang berpotensi besar meneruskan Jokowi menjadi presiden 2024?

Jika pilihanku ada dan tetap di Ganjar Pranowo, bagaimana dengan kamu? Menurutmu siapa capres yang memenuhi syarat Jokowi yang full heart dengan rakyat?

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url