Upaya Ganjar Pranowo Pacu Kemandirian Penyandang Disabilitas di Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berupaya mendorong
pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) guna mengentaskan kemiskinan
di Jawa Tengah.
Di bawah kepemimpinan Gubernur Ganjar, Dinas Koperasi dan UMKM
Jawa Tengah memfasilitasi pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM, termasuk
para penyandang disabilitas.
Pendampingan dan pelatihan kewirausahaan tersebut dilaksanakan
di Balai Pelatihan Koperasi (Balatkop) dan UMKM, Jalan Berdikari Raya Srondol
Kulon, Banyumanik, Kota Semarang, Jateng.
Sekretaris Dinas Koperasi UKM Provinsi Jateng, Hatta Hatnansya
Yunus, mengatkan pihaknya memfasilitasi empat macam pelatihan. Di antaranya,
pelatihan vokasional, manajerial, pelatihan koperasi, dan pelatihan kompetensi
koperasi.
“Jadi kami menyelenggarakan pelatihan inklusif bagi para pelaku
UMKM, termasuk penyandang disabilitas. Ada yang kelas khusus dan ada juga kelas
campur,” kata Hatta saat dihubungi, Senin (26/6/2023).
Ia menuturkan, bagi penyandang disabilitas diarahkan untuk
mengikuti jenis pelatihan vokasional atau keterampilan usaha produktif. Misalnya,
pelatihan ketrampilan menjahit, barber, fesyen, boga, barista, dan membatik.
“Contohnya pada minggu lalu, kami mengadakan pelatihan bagi penyandang disabilitas dari Komunitas Tuli. Kami beri materi pelatihan tentang skill dan teknik pembuatan kopi, didampingi praktisi ahli di bidang peracikan kopi,” kata Hatta.
Peserta, kata Hatta, mendapatkan pelatihan mengenai pendidikan
kewirausahaan, secara teori dan praktik membuat kopi yang benar. Selain
pelatihan pembuatan kopi, ada juga penyandang disabilitas yang dilatih
mendesain produk, mendesain produk fesyen, membatik, dan berbagai ketrampilan
yang lain.
“Sebagian peserta pelatihan membuat kopi itu, beberapa sudah
sampai memiliki coffee shop. Jadi di sini, kami memberikan pelatihan untuk
meningkatkan skill mereka,” katanya.
Tak hanya mendapatkan pelatihan gratis, peserta juga mendapatkan
uang saku selama menjalani pelatihan. Tujuannya, agar peserta lebih bersemangat
menyerap skill yang diberikan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan
pelatihan dan pendampingan merupakan langkah awal bagi penyandang disabilitas
untuk terus berkarya lewat produk bernilai jual. Dengan pelatihan dan
pendampingan, diharapkan produk yang dihasilkan berkualitas dan sesuai
kebutuhan pasar.
Ganjar berharap, Dinas Koperasi UMKM tak hanya sekadar memberi
pelatihan dan uang saku, tetapi juga menerima kritik-saran dari penyandang
disabilitas. Masukan dari para penyandang disabilitas itu menurut Ganjar sangat
penting supaya program pelatihan dan pendampingan sesuai dengan skill yang
dibutuhkan.
“Balatkop ini kemudian jadi tempat yang cukup bagus, maka kalau
kemudian Balatkop tadi akan membuat program, harapan kita mengacu pada usulan
komunitas-komunitas (penyandang disabilitas) itu,” pungkas Ganjar.
Seperti diketahui, Ganjar telah mendorong komitmen pemerintah
dalam bentuk kepedulian terhadap penyandang disabilitas lewat Peraturan Daerah
(Perda) Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas.
Tak hanya itu, Ganjar pun mengeluarkan Peraturan Gubernur
(Pergub) Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pemenuhan Hak Disabilitas.
Ganjar juga aktif menggandeng Baznas hingga SMK untuk
menyediakan fasilitas pelatihan berkualitas bagi penyandang disabilitas.