Tidak ada Unsur SARA dan AGAMA dalam Penolakan Ganjar Terhadap Israel!
Kejam dan tidak manusiawi adalah keyword yang cocok untuk peristiwa perang. Kejadian itu yang sedang menimpa Rusia dan Ukraina, Lebih tepatnya Rusia yang mengibarkan bendera perang dengan ukraina karena beberapa penyebab.
Pada Tahun 2022, salah satu penyebab war antara kedua negara itu karena kedekatan Ukraina dengan Blok Barat. Sedangkan sebelumnya tepatnya tahun 2014, war antara kedua negara itu bermula dari Rusia yang mengambil alih wilayah Krimea karena terjadi kekosongan kekuasaan di Ukraina.
Rusia mendapat kecaman dari dunia internasional, karena kekejaman mereka yang menghujani Ukraina dengan berbagai serangan.
Perang besar Rusia-Ukraina, berbuntut panjang hingga mengundang simpatisan dari negara-negara lain di dunia. Protes diserukan warga dunia. Ramai-ramai meminta Rusia diboikot di segala lini, termasuk di sepakbola.
Hingga pada akhirnya, FIFA menjatuhkan sanksi kepada Rusia berupa larangan untuk tampil di berbagai ajang internasional, termasuk larangan terhadap keikutsertaan Rusia dalam Piala Dunia U-20 2022.
Hal serupa juga yang sedang terjadi antara Israel dan Palestina. Penindasan dan berbagai tindakan tidak manusiawi yang dilakukan Israel kepada Palestina, bukan sekedar perang saja tapi sudah masuk kategori penjajahan.
Indonesia menjadi salah satu negara saudara dari Palestina, bantuan demi bantuan tersalur disana, baik atas nama pemerintah, swasta, maupun personal. Itu semua dilakukan karena rasa kemanusiaan kita yang tidak mungkin membiarkan warga Palestina disiksa oleh Israel.
Sesuai dengan apa yang telah ditegaskan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang menitipkan pesan kepada rakyat Indonesia untuk terus membela Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan negara mereka.
Maka pesan itu harus ditunaikan untuk menjaga perdamaian. Hal itu yang kini sedang diupayakan pemerintah ketika Israel akan mendarat di negara kita, pemerintah dengan tegas menolak kehadiran Israel dalam perhelatan Piala Dunia U-20 yang diselenggarakan di Indonesia.
Bukan hanya pemerintah saja namun barisan kader dalam PDIP pun juga menyuarakan penolakan, agar negara kita jauh dari masalah negara penjajah Palestina itu. Mereka tahu bagaimana perjuangan Bung Karno yang menolak mentah-mentah Israel, karena kebengisannya dalam menindas Palestina.
Komitmen Soekarno terhadap Palestina itu kembali diputar oleh Ganjar Pranowo, entah itu yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, dan maupun dalam Conference of the New Emerging Forces. Sebagai kepala daerah, Ganjar menyuarakan dukungan kepada pemerintah untuk menolak Israel.
Dalam penuturannya, ia berharap penyelenggaraan Piala Dunia U-20 bisa dilakukan tanpa mengorbankan komitmen panjang negara kita dalam mewujudkan Palestina merdeka. Itu semua dilakukan juga demi kebaikan negara, dan upaya untuk tetap menjaga kedamaian sosial-politik di dalam negeri.
Tak berhenti disitu, gubernur Jawa Tengah itu juga terus memantau bagaimana perkembangan terkini dari PSSI dan menpora yang sedang dikirim pemerintah untuk melakukan lobbying terhadap FIFA agar melarang Israel ikut serta dalam pertandingan bertaraf internasional tersebut.
Hal ini sama dengan kasus Rusia yang membabibuta menyerang Ukraina, lalu mendapat kecaman dari berbagai pihak, hingga mendesak FIFA untuk memberi pelajaran kepada Rusia dengan memboikot negara beruang merah itu dari semua ajang sepak bola dunia.
Itu yang sedang dilakukan pemerintah dan Ganjar Pranowo mengecam Israel yang terus meluncurkan serangan-serangan kepada Palestina hingga sekarang.
Semua tidak luput dari pengamatan Ganjar, betapa mirisnya hidup warga Palestina. Kebebasan hidup mereka sudah dirampas, untuk tidur pun mereka tak tenang karena kondisi bahaya siap mengintai mereka setiap waktu. Bahkan Ganjar juga pernah mendapati Rumah Sakit Indonesia di Palestina, yang sudah jadi target serangan dari Israel.
Bagaimana, yang begitu mau menapakkan kaki di negara kita? Jangan sampai hanya demi kepentingan golongan tertentu, Israel mencemari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Walaupun ini bukan tentang politik ataupun bidang yang lain, tapi punggawa negara akan mencegah hal itu terjadi dan harus memberhentikan kebengisan Israel terhadap Palestina.
Ketegasan Ganjar mengecam Israel ini mengingatkan aksi kerasnya ketika menentang kehadiran ormas yang menodai NKRI. Dia ini satu-satunya kepala daerah yang berani menyuarakan lantang agar kelompok radikal seperti FPI, HTI, dan PKI ini minggat dari negara ini.
Tentu semua sudah dalam perhitungan Ganjar untuk mengusir mereka dari negara ini, alasannya pasti tidak jauh dari intoleransi yang mereka agung-agungkan. Gubernur dua periode itu tidak ingin terjadi disfungsi terhadap Pancasila, karena Pancasila inilah dasar yang menguatkan keutuhan negara Indonesia.
Tidak ada satupun yang boleh merusak Pancasila, apalagi menjauhkan pengamalan dasar negara itu dari kehidupan rakyat, sama sekali tidak boleh. Bhinneka Tunggal Ika harus tetap berdiri di Indonesia.
Kalo bukan para pemimpin seperti Ganjar dan Jokowi yang mengomandoi untuk menentang aksi jahat kaum radikal, siapa lagi?
Mau berharap dengan Anies Baswedan? Hah, lupakan saja harapan kepada capres Nasdem itu, karena kedekatannya dengan pentholan kaum radikal menjadi jawaban dari semuanya.
Bukannya, membela Pancasila justru dia akan menumbangkan dasar negara dengan keintoleransiaannya.
Ya, Ganjar Pranowo ini salah satu capres yang akan berdiri di barisan terdepan untuk mengusir FPI, HTI, dan, PKI. Begitu pula penolakan kepulangan teroris kala itu, disaat para kepala daerah melempem dalam bersuara dan bersikap, Ganjar justru dengan tegas menunjukkan sikap penolakan dan melantangkan suara untuk menolaknya.
Dan ya itu sekarang yang sedang disuarakan Ganjar pula terhadap kedatangan Israel ke Indonesia dalam kompetensi Piala Dunia U-20 nanti.
Ganjar masih berpihak kepada rakyat, ia tidak ingin membahayakan negara dengan diam saja membiarkan Israel menginjakkan kakinya di tanah air.
Walau banyak gunjingan yang timbul akibat ulah provokator barisan Kadrun, gubernur Jateng itu akan terus memperjuangkan suaranya demi kebaikan semua pihak, termasuk mencegah perbuatan Israel yang kini sedang mencari dukungan politik untuk semakin dalam menekan Palestina. Semua harus dihentikan dari sekarang, agar tidak menjadi boomerang di kemudian hari.